Part 1
"Kalau tidak sibuk datang ke pernikahan mbak ya"
Umi sempet bingung, ini bener gak sms dari mbak X. Soalnya sms itu diterima sama abi, dan si empunya HP lupa si X yang mana. Wah buru-buru tuch umi langsung buka HP sendiri. Dan....Alhamdulillah, umi heboh sendiri di mobil. Si abi sampai komentar. "Yeeee siapa yang nikah, situ yang ribut (seneng maksudnya).
Gimana gak happy, mbak X ini sudah hampir 10 tahun menjanda dan selama itu dia yang membiayai dan membesarkan sendiri anaknya (anaknya 1 orang, laki-laki).
Mbak X ditinggal meninggal oleh suaminya 2 minggu setelah melahirkan anak laki-lakinya, peradangan di otak kalau tidak salah. Waktu itu tahun 1999, umi ditelp teman dari jakarta dan mengabarkan berita duka itu. Sempat tertegun beberapa saat setelah mendengar kabar itu. Karena baru 2 mgg yang lalu terdengar kabar bahagia, kalau anak pertamanya sudah lahir. Sepertinya baru kemarin mbak selalu bercerita tentang abang (panggilan dari si mbak untuk suaminya), dan kalau bercerita, kita (umi & beberapa rekan) dibuat iri oleh kemesraan mbak & abang ini. Ya Allah Yang Maha pemilik takdir, begitu cepatnya engkau mengubah nasib seseorang....seperti mimpi rasanya, apalagi mbak sendiri yang mengalaminya. Kalau bisa dihitung, mungkin tidak sampai 2 th masa kebersamaan itu.
Beberapa bulan setelah kejadian itu, umi bertemu kembali dengan si mbak. Dan SUBHANALLAH ternyata mbak termasuk orang yang tegar, kita yang kadangkala berair matanya ketika mendengar cerita2 dari mbak. Setelah beberapa tahun berselang kami-pun berpisah satu sama lainnya mengikuti suami masing2.
Setelah berkeluarga umi baru menyadari bahwa ternyata ALLAH menciptakan kita berpasang-pasangan itu ada maknanya, dan pasti bukan hal yang mudah menjalani status single parent itu selama 10 th. Meskipun ada orang tua mbak yang selalu siap menemani, tapi bagaimanapun juga suami adalah bagian diri yang tidak dapat dipisahkan dari istri. Jikalau saat ini mbak memutuskan untuk mencari pendamping hidup lagi pastilah ada perenungan yang panjang untuk mengambil keputusan itu. Dan yang menjadi catatan umi adalah perlu 10 th untuk melakukan perenungan itu.........SUBHANALLAH. Padahal kita (bagi yang sudah berkeluarga) sangat mahfum dan mengerti benar bahwa tidak mudah menjalani semua sendiri dengan hanya "sebelah tangan". Ahhh perempuan, ternyata engkau tidak selemah yang orang selama ini katakan.........
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar